I want to share science andtechnology knowledge. That you can read and learn themselves, and some tips and tricks and info for you. Hopefully my blog useful for you, do not forget to visit again to my blog at a later time.
Setiap
profesi mempunyai kode etik, tidak terkecuali seorang hacker. Seorang hacker
sejati akan taat kode etik hacker dan akan mencoba sejauh mungkin menghindari
tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain demi kepentingan pribadi.
Apabila seseorang ingin menjadi seorang hacker dan tidak ingin menyimpang dan
merugikan orang lain maka pahami etika seorang hacker dan aturan main yang
berlaku.
Etika
Berikut
ini adalah 6 etika hacker yang ditulis Steven Levy dalam bukunya “Hackers:
Heroes of the Computer Revolution” 1984 :
1.Akses komputer - apapun yang mengajarkan kepada Anda
bagaimana dunia ini akan berjalan/bekerja – harus dilakukan tanpa batas &
total. Selalu mengutamakan pengalaman lapangan.
2.Semua informasi harus bebas, tidak
disembunyikan.
3.Tidak percaya pada autoritas,
percaya pada desentralisasi.
4.Seorang hacker hanya dinilai dari
kemampuan hacking, bukan kriteria buatan seperti gelar, umur, posisi, atau suku
bangsa.
5.Seorang hacker membuat seni dan
keindahan di komputer.
6.Komputer dapat mengubah hidup Anda
menjadi lebih baik.
Aturan
Main
Kemudian
Scorpio menjelaskan aturan main untuk menjadi seorang hacker, yang dituliskan
kembali oleh Bapak Onno W. Purbo, sebagai berikut :
1.Di atas segalanya, hormati
pengetahuan dan kebebasan informasi.
2.Memberitahukan System
Administrator akan adanya pelanggaran keamanan/lubang keamanan yang Anda lihat.
3.Jangan mengambil keuntungan yang
tidak fair dari hack.
4.Tidak mengumpulkan dan
mendistribusikan software bajakan.
5.Tidak mengambil resiko bodoh –
selalu mengetahui kemampuan sendiri.
6.Selalu bersedia untuk secara
terbuka/bebas/gratis memberitahukan dan mengajarkan berbagai informasi dan
metode yang diperoleh.
7.Tidak pernah hacking suatu sistem
untuk mencari uang.
8.Tidak pernah memberikan akses ke
seseorang yang akan memberikan kerusakan.
9.Tidak pernah secara sengaja
menghapus dan merusak file pada komputer yang di hack.
10.Hormati mesin yang di hack, dan
memperlakukannya seperti mesin sendiri.
Hacker adalah pelaku hacking dimana mereka
mengutak-atik sistem komputer dengan tujuan tertentu. Hacker sebenarnya
dianggap sebagai tindakan positif apabila dilakukan dengan tujuan untuk mencari
dan menemukan bug dari suatu produk aplikasi. Sehingga si pengembang produk
aplikasi dapat dengan percaya diri meluncurkan atau merilis produk tersebut di
pasaran berkat kinerja hacker. Bahkan pada tahun 1960, istilah hacker dipakai
sebagai sebutan bagi orang-orang jenius di bidang komputer
Black Hacker
Namun, apabila tujuan dari kegiatan
mengutak-atik sistem komputer bertujuan untuk mencuri data, memodifikasi data
atau aktifitas kriminal lainnya merupakan tindakan negatif dari hacker atau
disebut dengan istilah cracker. Keberadaan crakcer ini yang perlu diwaspadai
dan di antisipasi oleh banyak kalangan.
Gray Hacker
Sedangkan untuk istilah ini digunakan untuk
mereka yang tidak jelas dalam melakukan hacking (sebagian white, sebagian
black). Seperti contohnya, mereka berhasil membobol suatu situs tanpa izin
tetapi tidak melakukan kegiatan kriminal apapun di dalamnya. Biasanya mereka
hanya meninggalkan identitas diri mereka seperti “hacked by ......”
Blue Hacker
Sedangkan untuk istilah ini digunakan sebagai
orang yang mengajarkan mengenai keamanan suatu sistem.
Untuk
sebagian orang awam, istilah hacking sendiri mungkin identik dengan pembobolan
sistem, pencurian data di internet yang selalu dihubungkan dengan apapun bentuk
kejahatan-kejahatan dunia maya lainnya. Tampaknya persepsi tersebut tidak
salah, namun tidak juga sepenuhnya benar. Kenapa dikatakan demikian? Artikel
ini dibuat untuk meluruskan kembali makna hacking maupun hacker (orang yang
melakukan hacking), yang identik dengan kejahatan di dunia maya. Untuk
permulaan, ada baiknya kita memahami sejarah dan perkembanganya.
Awalnya
kata hacking muncul pada awal tahun 1960, diantara para anggota organisasi
mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial
Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan
salah satu perintis perkembangan teknologi komputer, khususnya komputer
mainframe. Kata hacker sendiri mengacu pada seseorang yang punya minat besar
untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan
kapabilitasnya. Memang pada awalnya istilah hacking dan hacker memiliki
konotasi yang positif.
Pada
tahun 1983, barulah istilah hacker mulai berkonotasi negatif. Kenapa dikatakan
demikian, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok
kriminal komputer yang bernama “The 414s”. Kelompok yang berbasis di Milwaukee,
Amerika Serikat ini dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari
komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik
Laboratorium Nasional Los Alamos.
Kesalahpahaman
terhadap definisi hacker semakin parah dengan adanya sekelompok orang yang
menyebut dirinya sebagai hacker, padahal bukan. Mereka hanya mengambil
keuntungan atas tindakan mereka membobol situs atau sistem komputer.
Definisi
hacker sendiri sampai saat ini masih abu-abu . Apalagi dengan kenyataan yang
terjadi di atas. Masyarakat memahami hacker sebagai sesuatu yang negatif karena
salahpaham akan perbedaan istilah tentang hacker dan cracker. Banyak orang
memahami bahwa hacker yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti
mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan
lain-lain, padahal yang melakukan hal-hal tersebut adalah cracker. Cracker yang
menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat
lunak atau yang lebih kita kenal dengan istilah bug. Dari bug inilah para
cracker mulai melakukan aksinya, dengan menyusup dan merusak suatu sistem yang
telah ada.
Sesungguhnya
hacker bukanlah perusak seperti yang dibayangkan oleh banyak orang awam diluar
sana. Justru kita patut berterima kasih atas kehadiran mereka. Tanpa mereka,
mungkin trend dotcommers tidak akan seramai saat ini. Berkat jasa mereka,
internet yang saat ini kita rasakan terus berkembang dan terus diperbaiki dari
segala kesalahan dan kekurangan sistem yang ada. Berbagai kelemahan yang ada
terus dipublikasikan dan diperbaiki secara sukarela oleh para hacker. Bahkan
satu hal yang membuat salut adalah rasa berbagi informasi dan ilmu antar
anggota komunitas hacker yang justru tumbuh di dunia maya yang biasanya
terkesan seorang hacker identik dengan antisosial.
Di
berbagai forum terdapat sebuah motto dari komunitas hacker yaitu “Hacking is an
art”. Mungkin hacking sendiri tidak hanya sekedar seni, melainkan juga sebuah
kreativitas. Mengapa bisa dikatakan
demikian? Satu hal yang bisa diperoleh, Algoritma merupakan sebuah seni membuat
program. Karena membuat suatu algoritma dari sebuah aplikasi maupun sistem
adalah unik, antara satu programmer dan progammer lainnya pasti berbeda.
Meskipun maksud, fungsi dan tujuannya dari aplikasi maupun sistem itu sama,
dapat dipastikan bahwa penulisan kode programnya akan berbeda. Disinilah cara
pandang seorang hacker, dimana mereka melihat sebuah cara penulisan kode
program sebagai sebuah karya seni.
Dari
sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa hacking bukan hanya semata-mata sebuah
ilmu, melainkan sebuah seni yang memerlukan kreativitas tinggi. Untuk
menimbulkan daya kreativitas yang tinggi, maka diperlukan rasa keingintahuan
yang tinggi pula. Bukan seorang hacker namanya jika dia hanya menunggu
datangnya sebuah informasi, namun dia juga harus aktifmencari informasi. Namun
sekarang timbul sebuah pro dan kontra baru. Sekarang tidak lagi memperdebatkan
masalah definisi hacking itu sendiri, melainkan tentang sepak terjang hacker.
Bagi seorang hacker segala informasi adalah free maka tidak ada lagi privasi.
Selama ini hacker sejati memang tidak pernah merusak, mereka hanya sekedar
mencoba masuk ke dalam sebuah sistem untuk mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada.
Namun permasalahannya adalah bagaimana jika hacker tersebut masih newbie atau
tergolong baru dan dia tidak mengetahui apakah yang dia lakukan itu adalah
sesuatu yang merusak atau tidak. Maka jangan heran ketika pernah membaca di
media elektronik, ada seorang hacker yang ditangkap padahal dia hanya iseng
atau hanya mencoba-coba.
Terlepas
dari hal-hal di atas, terdapat batas yang tipis antara kreativitas dan
kriminalitas dalam dunia maya. Jika salah melangkah sedikit saja, maka
konsekuensinya adalah hukum atau penjara. Untuk itulah seorang hacker juga
perlu memperhatikan etika-etika yang ada. Saat ini muncul istilah “Certified
Ethical Hacker”, dimana seorang hacker dimungkinkan untuk memiliki sertifikasi
bertaraf internasional dalam dunia hacking. Dengan sertifikasi ini secara legal
seorang hacker dapat melakukan pekerjaannya dengan seizin dan sepengetahuan
pemilik dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat keamanan pada suatu sistem.
Meskipun demikian, kegiatan yang dilakukan tanpa sepengetahuan dan izin dari
pemilik, walaupun memiliki tujuan yang baik justru mendapat ancaman hukuman
yang sesuai jika sang pemilik sistem merasa tidak senang dengan perbuatan
hacker.